Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 13 Februari 2013

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI NEGARA INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah
            Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Di Asia kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.
Kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh rendahnya daya saing. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Berdasarkan survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Abdul Malik Fadjar (2001) menyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia adalah yang terburuk di kawasan Asia.      
Indonesia mengalami ketertinggalan dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkan dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.
            Permasalahan-permasalahan yang tersebut akan menjadi bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Negara Indonesia” ini. Namun sebelum membahas lebih lanjut perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai konsep dasar pendidikan. Tujuannya agar kita lebih faham tentang arti pendidikan yang sebenarya.

1.2              Rumusan Masalah
1.         1. Apa pengertian pendidikan?
2.         2. Apa sajakah yang menjadi teori pendidikan?
3.         3. Apa fungsi pendidikan?
4.         4. Bagaimana ciri-ciri pendidikan di Indonesia?
5.         5. Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia?
6.         6. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia?
         7. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia?
1.3              Tujuan Penulisan
1.  Mendeskripsikan pengertian pendidikan
2.  Mendeskripsikan pengertian teori pendidikan
3.  Mendeskripsikan pengertian fungsi pendidikan
4.  Mendeskripsikan ciri-ciri pendidikan di Indonesia
5.  Mendeskripsikan kualitas pendidikan di Indonesia
6.  Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
7.  Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Pendidikan
            Pendidikan berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Sebaliknya bagi Jean Piaget (1896) menyatakan “pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup (lifelong education), yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) mengartikan “pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.
Mc Leod (1989) dalam pengertian yang sempit menyatakan bahwa “pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan”.  
Mudyahardjo (2001:6) menyimpulkan “pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal”.
            Muhibinsyah (2003:10) dalam pengertian yang agak luas menyatakan bahwa “pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”.
            Dictionary of Psychology (1972) menerangkan bahwa “pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya”.
Poerbakawatja dan Harahap (1981) dalam arti luas mengartikan bahwa.
Pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk ... meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
           
Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya”.
            Kesimpulannya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keserdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat serta bangsa dan negara.

2.2              Teori Pendidikan
Mudyahardjo (2001:91) menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori dan definisi konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok pendidikan adalah :
1.        pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya,
2.        pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yan baik atau norma-norma yang baik, dan
3.        pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Pendidikan dipandang dari sudut keilmuan tertentu seperti :
1.        sosiologik memandang pendidikan dari aspek sosial, yaitu mengartikan pendidikan sebagai usaha pewarisan dari generasi ke generasi,
2.        antrophologik memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan budaya dari generasi ke generasi,
3.        psikologik memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal. psikologi menurut woodward dan maquis (1955:3) adalah “studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya”,
4.        ekonomi, yaitu memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani (human capital) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa,
5.        politik yang melihat pendidikan adalah proses menjadi warga negara yang diharapkan (civilisasi) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek. Teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan. Praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya. Teori pendidikan disusun seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari praktek pendidikan serta pada dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif memberi makna bahwa pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada hakekatnya untuk mencapai kesejahteraan bagi subjek didik.

2.3              Fungsi Pendidikan
            Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.4           Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia
            Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa.
            Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.

2.5              Kualitas Pendidikan di Indonesia
            Kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima dijurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
            Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
            “Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007).
            Presiden memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu:
1.      langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di indonesia,
2.      langkah kedua, menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, seperti ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender,
3.      langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam ujian nasional,
4.      langkah ke empat, pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang dibutuhkan,
5.      langkah kelima, pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah,
6.      langkah keenam, pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan,
7.      langkah ketujuh, adalah penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan,
8.      langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas penddikan.

2.6              Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
            Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum.

2.6.1         Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.

2.6.2        Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
            Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati. 

2.6.3        Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
            Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.
            Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai di atas standar saja. Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
            Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

2.6.3.1  Keterbatasan Aksesibilitas dan Daya Tampung
Gerakan wajib belajar 9 tahun merupakan gerakan pendidikan nasional yang baru dicanangkan oleh pemerintahan Suharto pada tanggal 2 Mei 1994 dengan target tuntas pada tahun 2005, namun kemudian karena terjadi krisis pada tahun 1997-1999 maka program ini diperpanjang hingga 2008/2009.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (2004), menunjukkan bahwa.
Angka partisipasi sekolah anak usia 7-12 tahun adalah 96,77 persen, usia 13-15  tahun  mencapai 83,49 persen, dan anak umur 16-18 tahun 53,48 persen. Hasil riset UNDP 2004, yang kemudian dipublikasikan dalam Laporan Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2006, juga memperlihatkan gejala serupa. Rasio partisipasi pendidikan rata-rata hanya mencapai 68,4 persen. Bahkan, masih ada sekitar 9,6 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas yang buta huruf.  

2.6.3.2  Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Sarana fisik yang ada kualitasnya sangatlah rendah. Banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

2.6.3.3  Rendahnya Kualitas Guru
            Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

2.6.3.4  Rendahnya Kesejahteraan Guru
Kesejahteraan guru merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menunjang terciptanya kinerja yang semakin membaik di kalangan pendidik. Namun kenyataannya masalah kesejahteraan guru belum mendapatkan perhatian besar dari pemerintah. Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.  Guru sebagai tenaga kependidikan juga memiliki peran yang sentral dalam penyelenggaraan suatu sistem pendidikan.

2.6.3.5  Rendahnya Mutu SDM Pengelola Pendidikan
Sumber daya pengelola pendidikan bukan hanya seorang guru atau kepala sekolah, melainkan semua sumber daya yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan suatu satuan pendidikan. Rendahnya mutu dari SDM pengelola pendidikan secara praktis tentu dapat menghambat keberlangsungan proses pendidikan yang berkualitas, sehingga adaptasi dam sinkronisasi terhadap berbagai program peningkatan kualitas pendidikan juga akan berjalan lamban. 
            
2.6.3.6  Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
            Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Selain itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

2.6.3.7  Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
            Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Hal tersebut disebkan adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

2.6.3.8  Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.

2.6.3.9  Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. 
2.7              Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia
            Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan.
            Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme, yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
            Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
            Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
            Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keserdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat serta bangsa dan negara.
            Dalam pendidikan ada dua hal pokok yaitu teori dan praktek, teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya.
            Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
            Ciri-ciri pendidikan di Indonesia selalu menerapkan aspek ketuhanan di setiap tingkat pendidikan. Hal ini sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa. Ini berbeda dengan pendidikan di negara barat.
            Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan.
            Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu keterbatasan aksesibilitas dan daya tampung, rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya mutu SDM pengelola pendidikan, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa.
            Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.

3.2              Saran
            Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
            Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.


DAFTAR RUJUKAN

Fatamorghana. Pendidikan, (Online), (http://fatamorghana.wordpress.com/category/pendidikan/), diakses 24 Oktober 2011.

Fauziah, R. 2007. Pendidikan, (Online), (http://rivafauziah.wordpress.com/2007/06/11/makalah-pendidikan/), diakses 22 Oktober 2011.

Hasbullah. 2005. Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

Joesoef, S. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Khairudin. 2010. Institusi dan Kelembagaan Pendidikan. (Online),              (http://khairuddinhsb.blogspot.com/2010/02/institusi-dan-kelembagaan-pendidikan.html), diakses 23 Oktober 2011.

Meilani, K. 2009. Masalah pendidikan di Indonesia, (Online),             (http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia/), diakses 22 Oktober 2011.

Pidarta, M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
            Putri. Jenjang Pendidikan, (Online), (http://putrinet.wordpress.com/jenjang/Jenjang Pendidikan), diakses 22 Oktober 2011.

Sadiman, A. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Silmya. 2010. Definisi dan Jalur Pendidikan di Indonesia, (Online),             (http://silmya.wordpress.com/2010/03/02/definisi-dan-jalur-pendidikan-di- indonesia/), diakses 21 Oktober 2011.

Tanpa Nama. 2007. Masalah Pendidikan di Indonesia, (Online), (sayapbarat.wordpress.com), diakses 24 Oktober 2011.

Tanpa Nama. 2009. Ilmu Pendidikan tentang Sisitem, (Online), (http://www.anakciremai.com/2009/02/makalah-ilmu-pendidikan-tentang-  sistem.html), diakses 24 Oktober 2011.

Tanpa nama. 2010. Pengelolaan pendidikan, (Online),             (http://anatomiestreetsoldier.wordpress.com/2010/06/26/pengelolaan-pendidikan/), diakses 23 Oktober 2011.


Tirtarahardja, U. & La Sulo, S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Wikipedia. Pendidikan, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan), diakses 20 Oktober 2011.

Wikipedia. Pendididkan di Indonesia, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia), diakses 24 Oktober 2011.

Zain, E & Sati, D. 1997. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Zoel. 2009. Dasar dan Tujuan Pendidikan, (Online), (http://zoel.web.id/2009/09/makalah-dasar-dan-tujuan-pendidikan/), diakses 23 Oktober 2011.




8 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas sharing ilmunya. :13

    BalasHapus
  3. Bagaimana Menciptakan Lembaga Pendidikan yang Baik dan Bermutu?

    Untuk menjawab pertanyaan di atas maka langkah pertama yang harus dilakukan seorang kepala sekolah / pengelola lembaga pendidikan yaitu senantiasa memperhatikan dan mengidentifikasi keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang terkait antara lain :
    1. Pemerintah
    Keinginan pemerintah yaitu kepatuhan seorang pengelola lembaga pendidikan terhadap semua peraturan-peraturan yang berlaku.
    2. Siswa dan orang tua
    Keinginannya mendapat pelayanan yang baik dengan hasil tamatan yang berkualitas, berbudi luhur, terampil dan bertanggung jawab.
    3. Komunitas
    Memerlukan lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif untuk pengembangan diri.
    4. Guru dan karyawan
    Membutuhkan kesejahteraan yang baik, jaminan kesehatan dan keselamatan.
    5. Investor
    Mengharapkan reputasi yang baik.
    6. Institusi lain
    Membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai.
    Baca selengkapnya >>

    BalasHapus
  4. Bagaimana Menciptakan Lembaga Pendidikan yang Baik dan Bermutu?

    Untuk menjawab pertanyaan di atas maka langkah pertama yang harus dilakukan seorang kepala sekolah / pengelola lembaga pendidikan yaitu senantiasa memperhatikan dan mengidentifikasi keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang terkait antara lain :
    1. Pemerintah
    Keinginan pemerintah yaitu kepatuhan seorang pengelola lembaga pendidikan terhadap semua peraturan-peraturan yang berlaku.
    2. Siswa dan orang tua
    Keinginannya mendapat pelayanan yang baik dengan hasil tamatan yang berkualitas, berbudi luhur, terampil dan bertanggung jawab.
    3. Komunitas
    Memerlukan lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif untuk pengembangan diri.
    4. Guru dan karyawan
    Membutuhkan kesejahteraan yang baik, jaminan kesehatan dan keselamatan.
    5. Investor
    Mengharapkan reputasi yang baik.
    6. Institusi lain
    Membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai.
    Baca selengkapnya >>

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Artikel yang sangat bagus dan inspiratif untuk perbaikan pendidikan di negara kita jasa sertifikasi iso

    BalasHapus